Fatwa Seputar Zakat

Posted by Admin 0 comments

HUKUM PENUNAIAN ZAKAT FITHRI BAGI YANG TIDAK BISA
MELAKUKANNYA PADA WAKTUNYA

Alih bahasa:
Abu ‘Ubaidillah ‘Amir bin Munir bin Hasan Al-Atsihiy
بسم الله الرحمن الرحيم
وبه نستعين الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد خاتم النبيين وعلى آله وأصحابه أجمعين.
Fadhilah Asy-Syaikh Al-Utsaimin -Rahimahulloh- ditanya tentang seseorang yang mengakhirkan pengeluaran zakat fithri sampai setelah mengerjakan sholat ‘ied.

Beliau menjawab: “Apabila dia mengakhirkannya sampai selesai mengerjakan sholat ‘ied maka zakatnya tidak diterima. Karena zakat tersebut merupakan ibadah yang telah ditentukan waktunya. Jika dia mengakhirkannya tanpa ada udzur maka zakatnya tidaklah diterima. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallohu ‘anhuma bahwasanya beliau Shallallohu ‘alahi wa sallam memerintahkan agar zakat dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk sholat ‘ied. Juga pada hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallohu ‘anhuma:
من أداها قبل الصلاة فهي زكاة مقبولة، ومن أداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات.
“Barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat ‘ied maka itu adalah zakat yang diterima, dan barangsiapa yang menunaikannya sesudah sholat ‘ied maka ia hanyalah sebatas shodaqah dari shodaqah-shodaqah yang ada”.
Apabila dia terlambat dikarenakan suatu udzur seperti lupa atau tidak adanya orang-orang fakir pada malam ‘ied tersebut, maka zakatnya diterima. Baik dia telah mengembalikan zakat tersebut ke dalam (bentuk) hartanya atau membiarkannya sebagaimana adanya sampai datang orang fakir”. [Majmu’ Fatawa wa Rosa’il Syaikh Al-‘Utsaimin 18/ 270-271]
Beliau -Rahimahulloh- juga  juga ditanya: “Seseorang yang tidak memungkinkan baginya untuk mengeluarkan zakat fithri sebelum sholat ‘ied. Apakah boleh baginya untuk mengeluarkannya setelah sholat?”
Beliau menjawab: “Apabila tidak memungkinkan baginya untuk mengeluarkan zakat fithri sebelum sholat ‘ied lalu dia mengeluarkannya setelah sholat maka tidaklah mengapa baginya, karena inilah sebatas yang dia mampu. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَاتَّقُواْ اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُواْ وَأَطِيعُواْ وَأَنْفِقُواْ خَيْراً لأَِنفُسِكُمْ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَائِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
“Maka bertaqwalah kalian kepada Alloh semampu kalian, mendengar dan ta’atlah serta berinfaqlahlah dengan suatu kebaikan untuk diri-diri kalian sendiri. Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Diantara contoh masalah ini, apabila telah pasti masuknya bulan syawal sementara seseorang berada di suatu daratan (gurun) dan tidak ada seorangpun di sekeliling tempat tersebut. Maka dalam keadaan seperti ini jika dia telah tiba di suatu negeri yang di dalamnya ada orang-orang fakir maka dia memberikan zakat tersebut kepada mereka. Adapun jika dia memiliki kelapangan maka tidak boleh bagi seseorang untuk mengakhirkannya sampai setelah sholat ied. Apabila dia mengakhirkannya dari sholat ied maka dia berdosa dan zakatnya tidak diterima. Sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallohu ‘anhu, dia berkata:
فرض رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث، وطعمة للمساكين، فمن أداها قبل الصلاة فهي زكاة مقبولة، ومن أداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات.
“Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pensuci jiwa seorang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan kotor serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin, maka barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat ‘ied maka itu zakat yang diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah sholat maka itu hanyalah sebatas shodaqah dari shodaqah-shodaqah yang ada”. [Majmu’ Fatawa wa Rosa’il Syaikh Al-‘Utsaimin 18/ 272-273]
Fadhilah Asy-Syaikh Al-’Allamah Ibnu Baaz -Rahimahulloh- ditanya: “Aku telah mempersiapkan zakat fitrah sebelum sholat ‘ied untuk diberikan kepada seorang fakir yang aku kenal, akan tetapi aku lupa untuk mengeluarkannya, aku tidaklah teringat kecuali ketika aku berada di dalam sholat’ied, dan aku telah mengeluarkannya setelah selesai sholat. Maka hukumnya? “
Beliau menjawab: “Tidak ada keraguan bahwasanya yang wajib adalah mengeluarkan zakat sebelum sholat ‘ied sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi tidaklah mengapa bagimu dari apa-apa yang telah kamu lakukan. Mengeluarkan zakat setelah sholat ‘ied telah mencukupi (sah) walhamdulillah, walaupun telah datang dalam suatu hadits bahwasannya ia hanyalah sebatas shodaqah dari shodaqah-shodaqah yang ada, akan tetapi itu tidaklah menghalang dari sahnya, dan telah dikeluarkan kepada tempatnya. Kita berharap mudah-mudahan diterima dan menjadi zakat yang sempurna, karena engkau tidak mengakhirkannya dengan sengaja, akan tetapi dikarenakan lupa. Alloh subhanahu ‘azza wa jalla berfirman di dalam kitab-Nya yang agung:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا.
“Wahai Rabb kami janganlah engkau menghukumi kami apabila kami lupa dan salah”. (QS Al-Baqorah: 286).
Dan telah shohih dari Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau berkata:
يقول الله عز وجل: قد فعلت
“Alloh ‘Azza wa Jalla berkata: “Telah aku penuhi” (HR Muslim)
Alloh memenuhi do’a-do’a hambanya yang beriman untuk tidak menghukumi (mereka) yang disebabkan karena lupa dan salah. [Majmu’ Fatawa wa Rosa’il Syaikh Ibnu Baaz 14/ 217]
Wajib bagi seorang muslim untuk menjaga ibadah yang mulia ini, dan memperkirakannya jauh-jauh hari, agar jangan sampai pada waktunya dia tidak menemukan orang miskin di daerahnya yang bakal menerima zakatnya.
Fadhilah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Yahya bin Ali Hafidhohullah ditanya: “Apabila seseorang tidak menemukan seorang miskin untuk diberikan baginya zakat fithri sebelum sholat ‘ied. Apakah dia mengeluarkannya untuk rumah tetangganya?”
Beliau -Hafidhohulloh- menjawab: “Orang-orang miskin jumlah mereka sangatlah banyak, oleh karena itu wajib atasmu untuk mengeluarkan zakat fithri sebelum datang waktu sholat ‘ied baik di dalam negerimu atau selain dalam negerimu. Bukanlah suatu keharusan dia mengeluarkannya di dalam kampungnya. Sebagian kampung penduduknya adalah orang-orang kaya tidak ada dari mereka yang berhak menerima zakat. Beranjak dari hal ini maka mungkin bagimu untuk mengirim zakat tersebut serta mengurusnya sebelum datangnya waktu ‘ied. Karena dia merupakan zakat fithri dari romadhon. Kecuali jika dia mengirimnya kepada seseorang (di kota lain –pent) agar orang tersebut memberikannya kepada seorang fakir atau orang-orang fakir, ternyata zakat itu masih berada di tangan orang tersebut sampai selesai sholat ‘ied maka kewajibannya telah lepas dan itu telah mencukupinya”[Al-Kanzuts Tsamiin 3/ 263]
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلاّ أنت أستغفرك وأتوب إليك

Sumber: ahlussunnah.web.id 
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Fatwa Seputar Zakat
Ditulis oleh Admin
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://risalahkajian.blogspot.com/2013/03/fatwa-seputar-zakat.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
credit for cara membuat email - Copyright of Risalah Kajian.