Hadits tentang adzan ditelinga bayi

Posted by Admin 0 comments

HADITS TENTANG ADZAN DITELINGA BAYI

بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits ke-1:
Hadits Abu Rafi’ Rodhiyallahu ‘anhu. Dia berkata:
رَأَيتُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فيِ أُذُنِ الحَسَنِ بنِ عَلي حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ.
“Aku melihat Rosululloh shollahu ‘alaihi wa sallam membacakan adzan ke telinga Al-Hasan bin ‘Ali ketika ia telah dilahirkan oleh Fathimah”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud, Al-Imam At-Tirmidziy, Al-Imam Ahmad dan yang lainnya. Semua dari jalan Sufyan dari ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dari ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari Ayahnya Rodhiyallahu ‘anhu -yaitu Abu Rafi’- dia berkata: (menyebutkan hadits).

Dalam riwayat At-Tabraaniy di dalam Al-Mu’jam Al-Kabiir (no. hadits: 926) dengan lafadh:
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فيِ أُذُنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ رَضي اللَّهُ عَنْهُمَا حِينَ وُلِدَا ، وَأَمَرَ بِهِ.
“Bahwasannya An-Nabi shollahu ‘alaihi wa sallam membacakan adzan ke telinga Al-Hasan dan Al-Husain ketika keduanya telah dilahirkan, dan beliau shollahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan hal tersebut”.
Hanya saja At-Thabraniy meriwayatkannya dari jalan ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dari Al-Husain bin ‘Ali Rodhiyallahu ‘anhu dari Abu Rafi’ Rodhiyallahu ‘anhu.
Hadits ini lemah. ‘Ashim bin ‘Ubaidillah telah di-Dhai’f-kan oleh sejumlah Ahli Al-Hadits di antaranya Al-Imam Maalik, Yahya bin Ma’iin, ‘Abdurrahman bin Mahdiy, An-Nasaaiy dan yang lainnya sebagaimana disebutkan oleh Al-Haafidh Ibnu Hajar di dalam kitabnya Tahdzib At-Tahdzib. Al-Imam Al-Bukhari -di dalam kitabnya At-Taarikh Al-Kabiir- berkata: Munkar Al-Hadits (Haditsnya diingkari).
Hadits ke-2:
Hadits Al-Husain bin ‘Ali Rodhiyallahu ‘anhu Dia berkata: Rasulullah shollahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فيِ أُذُنِهِ الْيُمْنَى، وَأَقَامَ فيِ أُذُنِهِ الْيُسْرى رُفِعَتْ عَنْهُ أُمُّ الصَّبِيَّاتِ
“Barangsiapa yang dilahirkan baginya seorang anak lalu dia membaca azan ke telinganya yang kanan dan membacakan iqamah ke telinganya yang kiri maka akan diangkat darinya ummu Ash-Shabiyaat “.
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqiy di dalam Kitabnya Syu’abul Imaan. Di dalam riwayat Abu Ya’la , ibnu As-Sunniy dan Ibnu ‘aasakir dengan lafadh:
(( … لم تَضرهُ أُمُّ الصِّبيَانِ )).
“… Tidak akan memudhoratkannya Ummu Ash-Shibyaan”.
Semuanya mengeluarkannya dari jalan Yahya bin Al-’Ala’ Ar-Raaziy dari Marwan bin Saalim dari Thalhah bin ‘Abdillah Al-’Uqailiy dari Al-Husain bin ‘Aliy Rodhiyallahu ‘anhu dia berkata Rasulullah shollahu ‘alaihi wa sallam berkata:- Al-Hadits -.
Hadits ini lemah sekali. Marwan bin Saalim Abu ‘Abdillah Al-Ghifaariy Al-Qarqasaaniy, berkata Al-Bukhariy dan Abu Haatim tentangnya: Munkar Al-Hadits. Berkata An-Nasaaiy: Haditsnya ditinggalkan. Dan telah diingkari dirinya atas periwayatan hadits ini sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam Adz-Dzahabiy di dalam kitabnya Miizan Al-’I'tidal.
Berkata Al-Imam Al-Albaaniy Rahimahulloh di dalam silsilah Al-Ahaadits Adh-Dho’iifah wal Maudhu’ah (1/321): Hadits Palsu.
Hadits ke-3:
Hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhu :
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فيِ أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَليِ يَوْمَ وُلِدَ، فَأَذَّنَ فيِ أُذُنِهِ الْيُمْنَى، وَأَقَامَ فيِ أُذُنِهِ الْيُسرى.
“Bahwasannya Rasulullah shollahu ‘alaihi wa sallam membacakan Adzan ke telinga Al-Hasan bin ‘Aliy pada hari ia dilahirkan, beliau membacakan Adzan ke telinganya yang kanan dan membacakan Iqoomah ke telinganya yang kiri”.
Hadits ini diriwatkan oleh Al-Baihaqiy di dalam kitab yang sama dari jalan ‘Aliy bin Ahmad bin ‘Abdaan dari Ahmad bin ‘Ubaid Ash-Shaffaar dari Muhammad bin Yunus dari Al-Hasaan bin ‘Amr bin Sa As-Saif Saduusiy dari Al-Qaasim bin Muthayyab dari Manshur bin Shafiyyah dari Abu Ma’bad dari ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhu : (menyebutkan hadits)
Hadits ini Palsu. Muhammad bin Yunus Al-Kudaimiy tertuduh sebagai pendusta. Berkata Ad-Daaruquthniy: telah memalsukan hadits.
Al-Hasaan bin ‘Amr bin As-Saif Saduusiy, Berkata Al-Bukhariy tentangnya sebagaimana yang dinukilkan oleh Adz-Dzahabiy di dalam kitab Miizan Al-’Itidal : Pendusta, berkata Abu Hatim di dalam kitab Al-Jarh wat Ta’diil: Matruk Al-Hadits (Haditsnya ditinggalkan).
Al-Qaasim bin Muthayyab Al-’Ijliy Al-Bashriy, berkata Al-Hafidh Ibnu Hajar tentangnya di dalam Kitab Tahdzib wat Tahdzib: telah dilemahkan oleh Ibnu Ma’in, berkata Ibnu Hibban sebaimana dinukilkan oleh Adz-Dzahabi dalam kitab Miizan Al-’Itidal : layak untuk ditinggalkan.
Al-Imam Al-Albaniy Rahimahulloh di dalam Silisilah Al-Ahaadits Adh-Dho’iifah wal Maudhu’ah (1/321) dan juga di dalam Al-Irwa’ Al- Ghaalil (4/401-No. Hadits: 1173) memandang bahwasanya Hadits Abu Rafi’ yang telah lalu bisa dihasankan dengan dikuatkan oleh hadits Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhu ini .
Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaaliy hafidhohulloh menyebutkan di dalam Tahqiqnya akan kitab Tuhfatul Mauduud bi Ahkaamil Mauluud (hal :64) karya Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahulloh bahwasannya Asy-Syaikh Al-Albaniy Rahimahulloh telah rujuk dari penghasanan hadits Abu Rafi’ di atas . Beliau hafidhohulloh berkata: “Syaikh kami Rahimahulloh menyebutkannya dengan mengikuti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dikarenakan ketika itu beliau belum mendapatkan sanadnya -yaitu dari hadits Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘anhu- dari kitab Syu’abul Imaan. Maka ketika beliau telah menemukannya setelah dicetaknya kitab tersebut maka jelaslah bagi beliau bahwasannya sanadnya sangat lemah sekali, dan tidak bisa dijadikan sebagai penyokong, maka beliau pun ruju’ dari penghasanan hadits Abu Rafi’, maka hendaknya dibetulkan dan dikoreksi”.
Di dalam kitab tersebut Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahulloh telah menyebutkan hadits-hadits ini di bawah “Bab keempat: disukainya untuk membacakan adzan ketelingannya yang kanan dan Iqaamah ke telinganya yang kiri”.
Ini tidaklah tepat. Hadits ini sangat lemah bahkan palsu. Dikhawatirkan bagi yang mengamalkannya akan terjatuh kepada perbuatan bid’ah. Al-Imam Malik Rahimahulloh tidaklah menyenangi perbuatan ini dan beliau menganggap hal tersebut sebagai suatu perbuatan Bid’ah .
Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajury hafidhohulloh di dalam kitabnya Kanzu Ats-Tsamiin (4/366) telah ditanyakan: apakah ada hadits yang menyebutkan tentang adzan ke sebelah telinga bayi yang baru lahir dan Iqoomah ke sebelah yang lainnya? Maka beliau menjawab: “Ada, akan tetapi tidak sah (lemah), dan hal itu tidaklah disyariatkan, tidak adzan dan tidak pula Iqoomah”.
Wallahu ‘alam bish Shawab. Walhamdulillah.
Ditulis oleh: Abu Ubaidillah ‘Amir bin Munir bin Hasan Aceh

Sumber: ahlussunnah.web.id 
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hadits tentang adzan ditelinga bayi
Ditulis oleh Admin
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://risalahkajian.blogspot.com/2013/03/hadits-tentang-adzan-ditelinga-bayi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
credit for cara membuat email - Copyright of Risalah Kajian.